Kisah THALUT dan JALUT (GOLIAT)


Berbagai kenikmatan telah banyak dirasakan oleh bani Israil, sehingga sudah sepatutnya mereka bersyukur kepada Sang Pemberi Kenikmatan tersebut, yaitu Allah Subhanahu wata’ala. Ketika di Padang Tih, Allah Subhanahu wata’ala menurunkan kepada mereka Manna dan Salwa. Saat-saat mereka kehausan, lalu meminta Nabi Musa berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala agar memberi mereka minum.Allah Subhanahu wata’ala memerintah beliau memukulkan tongkatnya ke sebuah batu hingga memancarlah 12 lubang air untuk minum dua belas suku bani Israil. Kenikmatan lain yang tak kalah pentingnya, bahkan sangat mulia, yaitu diutusnya para nabi serta dibangkitkannya para raja yang memimpin dan membimbing mereka. Setiap kali seorang nabi meninggal dunia, datanglah nabi yang lain.

Dua Asbath pada Bani Israil dan Penentuan Raja-Raja Bani Israil

Begitu seterusnya selama berabadabad. Semakin lama waktu berjalan, sejak wafatnya Nabiyullah Musa ‘Alaihissalam, digantikan pula oleh Nabi Yusya’ bin Nun yang memimpin bani Israil. Beliau pun wafat dan digantikan oleh nabi lainnya. Keadaan bani Israil semakin lemah. Pada zaman itu ada dua asbath, yang satu melahirkan nabi-nabi, yaitu dari keturunan Lewi (bin Ya’kub -admin), sedangkan yang lain menurunkan para raja, yaitu keturunan Yahuda (bin Ya’kub -admin). Akan tetapi, yang menunjuk dan menentukan raja mereka adalah wewenang para nabi, sehingga yang mengatur dan membimbing mereka sebetulnya adalah para nabi .

Keadaan Bani Israil semakin hina

Sepeninggal Nabi Yusya’, setelah kemenangan demi kemenangan Allah Subhanahu wata’ala berikan kepada mereka, bani Israil mulai menelantarkan ajaran dan wasiat yang pernah diberikan oleh nabi mereka, Yusya’ bin Nun. Bahkan, sebagian mereka mulai ada yang menyembah berhala. Para hakim tidak lagi mampu menerapkan ajaran Taurat dalam memutuskan persoalan bani Israil. Tidak pula ada seorang nabi yang mengajak mereka kepada yang ma’ruf dan melarang kemungkaran. Akhirnya, Allah Subhanahu wata’ala menghukum mereka dengan memberikan kekuasaan kepada bangsa lain untuk menjajah dan merampas kekayaan mereka di negeri mereka sendiri. Sebagian mereka diusir dari kampung halaman serta dipisahkan dari istri dan anak-anak mereka. Sebagian lagi ada yang dijadikan tawanan dan budak. Dalam sebuah peperangan, Tabut (merupakan peti kayu berlapis emas tempat menyimpan Taurat-admin) dan Taurat dirampas dari tangan mereka.

Akibatnya, mereka semakin jauh dari agama mereka. Tidak pula ada yang menghafalnya kecuali segelintir orang. Karena banyaknya yang dibunuh oleh penjajah, terputuslah kenabian dari mereka.

Hubla, Wanita Keturunan Lewi, Jalur Kenabian

Tidak ada lagi keturunan Lewi yang melahirkan nabi-nabi, selain seorang wanita bernama Hubla Continue reading

Seruan Asy-Syaikh Abdul Muhsin hafizhahullah (Ulama Besar Arab Saudi) Terkait ISIS


SAY NO TO ISIS - TERORIS HAS NO RELIGION

SAY NO TO ISIS

Ulama Besar Arab Saudi, Ahli Hadits Kota Suci Madinah, Asy-Syaikh Al-‘Allamah Al-Muhaddits Abdul Muhsin bin Hamd Al-‘Abbad Al-Badr  hafizhahullah berkata dalam risalah “Fitnatul Khilafah Ad-Da’isyiah Al-‘Iraqiyah Al-Maz’umah” di website resmi beliau,

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله وحده وصلى الله وسلم على من لا نبي بعده نبينا محمد وعلى آله وصحبه. أما بعد؛

Sungguh telah lahir di Iraq beberapa tahun yang lalu, sebuah kelompok yang menamakan diri Daulah (Negara) Islam Iraq dan Syam, dan dikenal dengan empat huruf awal nama daulah khayalan tersebut yaitu [داعش] (ISIS), dan muncul bersamaan dengan itu, sebagaimana yang disebutkan oleh sebagian orang yang mengamati tingkah pola dan pergerakan mereka, sejumlah nama sebagai julukan bagi anggota mereka dengan sebutan: Abu Fulan Al-Fulani atau Abu Fulan bin Fulan, kuniah (julukan) yang disertai penisbatan kepada negeri atau kabilah, inilah kebiasaan orang-orang majhul (yang tidak dikenal), bersembunyi di balik julukan dan penisbatan.

Selang beberapa waktu terjadi peperangan di Suriah antara pemerintah[1] dan para penentangnya, masuklah sekelompok orang dari ISIS ini ke Suriah, bukan untuk memerangi pemerintah, akan tetapi memerangi Ahlus Sunnah yang menentang pemerintah dan membunuh Ahlus Sunnah dengan cara yang sangat kejam, dan telah masyhur cara membunuh mereka terhadap orang yang ingin mereka bunuh, dengan menggunakan pisau-pisau yang merupakan cara terjelek dan tersadis dalam membunuh manusia.

Dan di awal bulan Ramadhan tahun ini (1435 H) mereka merubah nama kelompok mereka menjadi Continue reading

Asma’ binti Abu Bakar, Wanita Dua Ikat Pinggang


Ilustrasi

Seorang sahabat wanita yang terkemuka dan termasuk orang yang memeluk Islam dari sejak dini. Dalam peristiwa hijrah beliau menahankan berbagai penderitaan dengan penuh kesabaran. Dia dijuluki dengan julukan “Dzatun Nithaqain” (Wanita yang memiliki dua sabuk). Dia sempat ikut Perang Yarmuk dan mendapat cobaan. Asma adalah wanita yang fasih berbahasa dan pandai melantunkan syair. Dialah ibu dari Abdullah bin Zubair dia pulalah muhajirin yang terakhir meninggal dunia.

Nasab dan Keturunannya

Wanita ini adalah Ummu Abdillah Al-Quraisyiyah At-Taimiyah, puteri dari orang yang masuk Islam pertama kali, yaitu Syaikhul Islam Abu Bakar Ash-Shidiq . Ibunya bernama Qutailah binti Abdul Uzza Al-‘Amiriyah. Asma’ adalah ibu seorang shahabat yang pemberani yaitu Abdullah bin Zubair dan saudarinya adalah Ummul Mukminin Aisyah. Usianya 13 tahun lebih tua daripada Aisyah. Asma’ merupakan wanita Muhajirah yang wafat paling akhir.

Keislamannya

Asma’ radhiyallahu ‘anha masuk Islam setelah 17 orang lainnya masuk Islam dan ia berbai’at kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam serta beriman kepadanya dengan keimanan yang kuat. Diantara sikap yang menunjukkan baiknya keislamannya adalah ketika ibunya yaitu Qutailah telah dicerai oleh Abu Bakar di masa jahiliyah datang berkunjung kepadanya, maka ia enggan mempersilahkan ibunya masuk ke dalam rumah ataupun menerima hadiahnya.

Terdapat dalam kitab Shahihain dari Asma’ binti Abu Bakar, ia berkata: “Ibuku yang masih musyrik di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangiku, lalu aku meminta fatwa kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Aku berkata: “Sesungguhnya Ibuku datang dalam keadaan mencintaiku, apakah saya boleh menyambung hubungan dengan ibuku?” Beliau berkata: Continue reading

Bersiap Kembali ke Madinah (perang tabuk bagian 3)


Sambungan dari kisa sebelumnya ….

Peperangan urung terjadi. Tidak diketahui alasan yang pasti mengapa peperangan itu tidak terjadi, walaupun ada yang menyebutkan salah satu alasan itu di antaranya; pasukan Romawi lebih senang tinggal di dalam wilayah Syam untuk berlindung di benteng-bentengnya ketika sampai kepada mereka berita tentang kekuatan pasukan muslimin.

Patroli Muslimin di Sekitar Tabuk

Apa pun alasannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tetap di Tabuk selama beberapa hari, dan mengirim beberapa pasukan kecil ke sekitar daerah Tabuk. Tindakan yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini menambah kekuatan wibawa Islam di wilayah utara jazirah ‘Arab dan membuka jalan ke arah penaklukan daerah Syam sesudah itu.

Menguburkan Shahabat yang Meninggal

Walaupun tidak terjadi pertempuran, ada sahabat yang meninggal dunia.

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu menceritakan, pada suatu malam yang sunyi dia terjaga dari tidurnya dan melihat ada selarik api di bagian agak jauh dari pasukan. Beliau berusaha mendekati cahaya api tersebut. Ternyata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , Abu Bakr dan ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma sedang mengurus jenazah ‘Abdullah Dzul Bijadain Al-Muzani.

Rupanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersama kedua sahabatnya itu sudah menggali kuburan untuk Continue reading

Tiga Orang Yang Ditangguhkan (Perang Tabuk Bagian Ke-4)


Ilustrasi

Sambungan dari kisah sebelumnya …

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersama pasukan muslimin mulai mendekati kota Madinah. Beberapa penduduk kota berlarian menyambut beliau, begitu pula wanita dan anak-anak yang hendak menyambut beliau, suami dan ayah-ayah mereka. Anak-anak itu dengan gembira mendendangkan nyanyian:

Telah muncul purnama kepada kami dari Tsaniyatil Wada’…

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memasuki masjid dan shalat dua rakaat. Demikianlah kebiasaan beliau setelah melakukan perjalanan jauh.

Menyampaikan Uzur Kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

Setelah itu, mulailah berduyun-duyun orang-orang yang tertinggal menemui beliau mengajukan uzur tidak ikut serta dalam Perang Tabuk. Sebagian dari mereka diterima oleh beliau dan urusan batinnya diserahkan kepada Allah ta’ala.

Di antara sahabat, ada beberapa orang yang sengaja mengikat tubuh mereka di tiang-tiang masjid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat mereka dan bertanya, “Siapa yang mengikat dirinya di tiang masjid?”

Sahabat lain menjawab, “Itu Abu Lubabah dan teman-temannya, karena mereka tidak ikut berperang bersama Anda, wahai Rasulullah. Mereka ingin Anda sendiri yang melepaskan mereka.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Demi Allah, Continue reading

Doa Meminta Pertolongan Allah dari Musuh


Do'a

Islam menuntun umatnya untuk tidak takut dan hilang harapan karena takut kepada musuh yang melakukan kezhaliman. Salah satunya ialah disyariatkan kepada kita untuk berdoa dan berdzikir, Allah berfirman:

     “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.”(Al-Anfal 45)

Dengan doa agar dalam keadaan apapun seorang muslim tetap dalam naungan rahmat dan lindungannya:

1.

أَللّٰهُمَّ إنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُورِهِمْ وَ نَعُوْذُبِكَ مِنْ شُرُوْرِهِمْ

Ya Allah! Sesungguhnya kami menjadikan Engkau di tenggorokan-tenggorokan mereka (agar kekuatan mereka tidak berdaya dalam berhadapan dengan kami). Dan aku berlindung kepadaMu dari kejahatan mereka.

(HR Abu Dawud 2/89 dan dishahihkan Al-Hakim dan disepakati Adz-Dzahabi 2/142)

Penjelasan: hadits tersebut Continue reading

ABDULLAH bin RAWAHAH


Ibnu Rawahah

Dia adalah ‘Abdullah bin Rawahah bin Tsa’labah bin Imri’il Qais bin ‘Amr bin Imri’il Qais bin Malik Al-Agharr radhiyallahu ‘anhu.

Ibunya bernama Kabsyah bintu Waqid bin ‘Amr bin ‘Amir bin Zaid bin Manat bin Malik bin Tsa’labah bin Ka’b bin Al-Khazraj.

Ibnu Rawahah adalah seorang penulis yang tinggal di suatu lingkungan yang langka degan kepandaian tulisi baca. Ia juga seorang penyair yang lancar, untaian syair-syairnya meluncur dari lidahnya dengan kuat dan indah didengar ….

Semenjak ia memeluk Islam, dibaktikannya kemampuannya bersyair itu untuk mengabdi bagi kejayaan Islam …..Dan Rasululloh Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam menyukai dan menikmati syair-syairnya dan sering beliau minta untuk lebih tekun lagi membuat syair.

Salah Seorang Pemimpin dalam Baiat Aqabah

Sahabat asal Ansar dari suku Khajraj ini termasuk orang yang memeluk agama Islam dari sejak dini yang merupakan salah seorang pimpinan dalam baiat Aqabah. Beliau ini sempat mengikuti perang Badar dan peperangan-peperangan sesudah itu, akhirnya beliau meninggal dalam perang Muktah.

Rasululloh Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sedang duduk di Continue reading

Mariyah Maulah Hujair radhiyallahu ‘anha


Pribadi para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memang sangat mengesankan. Keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala melandasi segalanya. Bahkan di saat-saat yang begitu mudah untuk melampiaskan dendam, ternyata itu pun tak dilakukannya. Seorang wanita yang saat itu masih musyrikah menyaksikan kemuliaan pribadi seorang Khubaib bin ‘Adi yang ditawan di rumahnya. Dia tuturkan ketika dia telah menjadi seorang muslimah. Wanita itu bernama Mariyah. (Ada yang mengatakan namanya Mawiyah)

Tertangkapnya Pasukan Mata-Mata

Tahun keempat hijriyah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimkan pasukan mata-mata untuk mencari berita tentang orang-orang musyrikin Quraisy. Mereka adalah para penghafal Al-Qur’an. Ternyata kabar tentang pasukan ini tercium oleh Bani Lihyan.

Bani Lihyan segera mengejar hingga berhasil mengepung para sahabat di tempat yang tinggi. Bani Lihyan mengatakan akan menjamin tidak akan membunuh mereka jika mereka mau turun. Namun pasukan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini menolak. Kedua kubu pun bertempur hingga tinggallah tiga orang sahabat, Khubaib bin ‘Adi, Zaid bin Ad-Datsinah, dan seorang lagi radhiyallahu ‘anhum. Yang terakhir ini pun akhirnya terbunuh.

Khubaib bin ‘Adi radhiyallahu ‘anhu dalam Tawanan Bani Al-Harits Continue reading

Hijrah Ke Habasyah (Etiopia)


Pada pertengahan atau akhir tahun ke-4 dari Kenabian, kaum muslimin masih terus mendapat tekanan dari orang-orang Quraisy. Ketika sebagian dari mereka hijrah ke Habasyah, orang-orang Quraisy masih saja mengejar untuk membinasakan mereka. Dalam kondisi ini, Allah ta’ala menurunkan beberapa kisah orang-orang sholeh terdahulu agar menjadi pelajaran bagi para kaum muslimin, di antaranya adalah turun surat Al-Kahfi tentang Ash-habul Kahfi, kisah tentang Nabi Musa dan Khaidir, kisah tentang Dzulqarnain dan Ya’juj – Ma’juj.

Semakin lama, semakin keras permusuhan orang-orang Quraisy terhadap kaum muslimin. Akhirnya, kaum muslimin diizinkan Allah ta’ala hijrah ke Habasyah, turunlah firman-Nya:

لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“… Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

Hijrah ke Habasyah – Yang Pertama

Hijrah ke Habasyah (Ilustrasi)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengetahui bahwa Ashhamah An-Najasyi, raja yang berkuasa di Habasyah, adalah seorang raja yang adil, tidak menganiaya seorang pun disisinya. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan para shahabat mengungsi ke Habasyah Continue reading